Posts

Showing posts from November, 2018

Mari Membaca

Tak henti kubersyukur akan kabar baik yang datang memeluk semestaku dihari ini, diantara kemungkinan-kemungkinan yang selalu menganggu prasangkaku dihari lalu. Tuntas sudah semua tunggu, kini tinggal menanti rencana apalagi yang akan terjadi. Satu hal yang pasti, aku teramat bersyukur akan kabar baik ini. Karena akhirnya, aku senang dan tenang masih diizinkan untuk lebih lama menyumbangkan waktu dan keringatku di sebuah toko buku. Ya, meski bagianku bukanlah sebagai penjual buku. Bagiku, toko buku bukanlah sekadar toko yang menjual buku. Toko buku adalah tempat dimana para pembaca dan penulis bermuara. Toko buku adalah surga bagi para buruh tulis dan penyuka baca. Toko buku adalah sebuah tempat yang bisa dikatakan sebagai rumah, rumah untuk jendela-jendela dunia, gerbang besar menuju dunia yang ternyata lebih luas dari jangkauan perkiraan kita sebelumnya. Membaca, sering kali dilecehkan oleh mereka yang memang tidak suka membaca. "Sok baca, bisa baca juga engga," &q

Pembenci Puisi

Puisi adalah omong kosong. Perihal memilih dan memilah kata yang memaksa untuk memiliki makna. Padahal ia tiada berguna. Puisi hanyalah kiasan semata. Tak lebih dari sekadar angan-angan belaka. Ia hidup dalam ilusi dan mati tanpa sebuah arti . Semua kembali, pada siapa ia dibaca, pada siapa ia dinikmati. Teruntuk mereka yang begitu menghargai kemampuan baca dan kegunaan otaknya, serta mengakui keberadaan nurani semasa hidupnya. Puisi adalah sebentuk makna, arti bahkan jiwa yang berwujud deretan aksara. Ia takkan bisa diterima oleh mereka yang tidak mengakui keberadaan nurani, oleh mereka yang tidak diizinkan semesta untuk berliterasi. Sang puisi juga sebenarnya tidak rela. Seluruh tubuhnya yang diciptakan segenap ketulusan serta pula keajaiban. Dilihat begitu saja oleh sepasang mata yang hanya bisa melihat tanpa bisa membaca apa yang terkandung didalamnya. Omong kosong! Itu hanya tentang apa yang telah kau pilih. Setiap orang berhak memilih. Sesuai dengan keinginan mereka. Suk

Masih Tentangmu

Kita adalah pecahan keadaan yang masih berada dalam satu waktu yang saling menuangkan rasa sepi satu sama lain Dalam segelas kehidupan yang kesepian, kau seduhkan kehangatan dalam bentuk kenangan Aku pun meneguknya, menyeruput pelan-pelan setiap kejadian yang pernah terjadi Rasa nyaman itu, rasa bahagia itu, rasa sayang itu, semua masih dapat tidak tahu malu untuk dirasakan Dan waktu yang tepat untuk menikmatinya adalah kapan saja Sial, sudah berapa kali aku melakukannya?   Teruntuk kopi hitam yang masih panas itu Dapatkah kau menciptakan kehangatan yang sama hangatnya dari pelukan seseorang yang telah lama menghilang? Ingatan akan kekasihku dulu masih menggebu-gebu Aku tak sadar bahwa kesadaranku sebagian masih miliknya Segelas kopi yang masih panas itu, apakah kau paham apa arti dari sebuah kehangatan Akan tetapi kehangatan itu enggan hilang? Kucoba memejamkan mata Bukan hanya gelap gulita yang kulihat Nyatanya kau muncul menyelinap Ditengah huj

Ketidakjelasan Semesta

Jiwa ini bergejolak terbakar emosi sebab sesuatu yang belum pasti. Andai suatu ketika yang tidak diinginkan terjadi, maka kehancuran akan datang menghampiri. Hancur lebur bersama kenyataan yang datang tanpa bisa dihindari. Begitu lah kurang lebihnya jika terlalu berharap pada sesuatu yang belum terjadi, bahkan sama sekali tidak dapat dipastikan. Mereka tidak tahu hal yang belum mereka tahu. Mereka tidak mengerti hal yang belum mereka mengerti. Bahwa ada luka yang menganga, memusingkan kemungkinan nasib selanjutnya. Hidup terlalu keras, untuk orang yang jauh dari keberuntungan, untuk orang yang dimusuhi semesta bersama takdir-takdirnya. Dan, untuk orang yang terlalu berharap, sekali pun diiringi dengan doa dan usaha. Hidup saja untuk hari ini. Boleh saja kemarin kurang baik, maka hari ini diperbaiki. Boleh saja kemarin sia-sia, maka buatlah hari ini sedikit lebih berguna. Hidup saja untuk hari ini. Jangan pikirkan jauh kedepan. Hiduplah tanpa berekspektasi apa-apa. Karena bany

Tak Semudah Itu

Selalu ada kesempatan yang membawaku kedalam kegelisahan Mengusir perasaan tenang dan mengajakku  merayakan duka Aku tidak mengerti tentang sesuatu yang belakangan ini kurasakan Ingin menyesal, tiada guna Inginmu kembali, pun sama Aku hanya ingin meminta maaf bilamana diri ini punya salah, bilamana kamu diam-diam masih menyimpan amarah Aku yang jauh dari kata sempurna ini memang tak pantas mendapatkanmu yang begitu berharga Tapi segenap rasa yang kukira akan usang Terlalu hidup untuk dikatakan mati Terlalu bernyawa untuk dibiarkan begitu saja Karena ia seakan hidup abadi  Melawan detik demi detik yang pergi Sungguh melupakanmu tak semudah saat aku menjatuhkan hatiku padamu

Untukku Persembahkan, Untukmu Merasakan

Image
  Aku adalah gelap yang memimpikan terang Andai aku malam, kamulah konstelasi bintang Aku adalah ruang kosong yang tak berwarna Andai aku awan, kamulah yang disebut pelangi   Aku adalah ketulusan yang mengangankan balasan Andai kamu tahu, aku takkan rela melepaskanmu Kini, biarkan waktu kembali menemukan jawaban-jawaban semesta yang mengejutkan Sampai pada titik dimana kita akan kembali dipertemukan Maka, kucoba memastikan dengan sisa-sisa harapan Bahwa rasa ini masih pantas, untukku persembahkan untukmu merasakan

Kehilangan Yang Tak Terasa

Image
  Sudah bisa kuprediksi semuanya; kamu kembali dengannya dan aku kembali dengan ruang hampa. Semua akan kembali pada sedia kala lagi, seperti biasa. Ada saja yang membuatku tidak bisa berlama-lama merasakan sebuah kisah yang menceritakan tentang 'kita'. Entah aku yang ingin mengakhirinya, atau orang lain yang ingin mengakhirinya. Siapa pun itu, pasti ada saja sebabnya dan takkan pernah lebih barang satu bulan saja. Ya, aku sampai menghitungnya. Diatas keegoisanmu, aku menahan segala beban yang kutanggung seorang sendiri. Tidakkah kamu merasa bahwa dirimu egois? Sedikit saja, tidak? Atau begini saja, kamu memikirkan perasaan orang lain, tidak? Masalahnya aneh sekali. Saat aku mencoba menahan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi pada kita, kamu malah semakin memberikan jalan untuk mewujudkan kemungkinan buruk itu. Dampak buruknya bukan hanya untukku saja, tapi untukmu dan untuknya. Dan jika ada tiga orang manusia terlibat dalam suatu kisah katakanlah percintaan, ma