Posts

Pemeran yang Sangat Berperan

  Saya masih ingat sekali, bagaimana sulitnya mendapatkanmu kembali. Betapa besarnya tekanan yang saya terima ketika kau mengatakan kau akan berubah namun keadaan tetap tidak bisa kembali. Betapa hati saya kacau menyadari bahwa kau benar-benar pergi. Kau tak bisa lagi saya hampiri, sebab masalah ini telah menyebar keseluruh keluargamu. Sungguh saya tidak tahu malu jika masih menginjakkan kaki dirumahmu.   Telah saya sesali pula apa yang telah saya katakan, yang memang jika dibaca ulang begitu berlebihan. Tapi, sikapmu juga layak dipertimbangan kebenarannya. Apa yang kau pilih juga harus dipikirkan kepantasannya. Setidaknya sedikit saja kau mendengar. Atau, setidaknya jangan kau ucapkan kata-kata kasar. Saya yakin saya akan menerima lingkunganmu, tergantung seberapa baik kau menyampaikannya.    Dan soal kepercayaan saya kepadamu sangatlah tiada ragu. Jika, jika kau dengan suka rela terbuka. Jika kau dengan senantiasa mengatakan kebenaran tanpa memancing-macing keonaran. Jika kau mampu t

Yang Harus Kau Pahami

Yang seharusnya kau pahami adalah; Kau telah bersama orang yang menyayangimu, yang mengutamakanmu. Tak perlu ada emosi tinggi sebesar apapun kau ingin melepaskannya. Sifat jelek yang merugikan itu harus lah kalah dengan perasaan yang aku berikan sedemikian besar, tulus dan bukan main-main. Aku tak meragukanmu. Aku hanya meyakini, jika kita tidak meragukan orang lain, maka orang lain akan percaya pada kita. Aku hanya ingin kau percaya padaku. Seburuk apapun mereka berkata bahwa aku tidak baik. Nyatanya lihatlah sekarang yang sudah berjalan ini. Aku memang tidak seburuk itu. Tapi, aku juga punya kekurangan yang tak semua orang bisa terima. Sifat yang sedari dulu selalu menjadi masalah masa lalu, yang akan berakhir jika aku bertemu dengan orang yang mampu menerika sifatku tersebut. Mungkin aku bisa menerimamu hari ini, esok atau lusa atau nanti. Mungkin aku akan selalu bisa menerima masalah emosimu itu. Tapi, aku tidak tahu, aku akan menerimanya sampai kapan. Sampai aku sadar bahwa sebena

Semoga Beruntung

Anggap saja kita sama-sama berjalan menuju titik yang kita nanti.Anggap saja apa yang kita lakukan selama ini adalah yang terbaik untuk kita. Anggap saja semuanya seperti benar-benar halnya ada. Mungkin keadaan sering mempersilahkan kita untuk sendiri. Tapi tolong, jangan pernah merasa sendirian. Coba, lihat disekitarmu. Apa yang mungkin untuk kau cintai, maka mendekatlah dan menghangatlah. Jika tidak ada juga, ambil lah cermin lalu hadapkan kedepan wajahmu. Cantik, kan? Iya. Lihat matamu ada pelanginya. Jika tak ada apa, atau siapa yang bisa kau cintai, setidaknya cintai dirimu sendiri. Atau kau bisa coba lihat aku. Aku bantu kau untuk mencintai dirimu sendiri. Sehingga kini hitungannya ada dua orang yang mencintaimu. Empat. Dengan kedua orangtuamu. Mungkin lima atau sepuluh dengan keluargamu. Hei, banyak yang mencintaimu. Lalu untuk apa kau merasa sendiri. Kalau gitu, aku buat cinta yang unik saja. Cinta yang diam-diam tapi tak pernah padam. Cinta dari aku yang sudah beberapa kali te

Selamat Purnama

Atau aku, yang terlalu bukan siapa-siapa? Atau mungkin cahayanya menyinari tempat yang bukan aku? Semoga apa yang kau sinari adalah tempat yang membutuhkannya. Seperti gelap yang paling hitam layaknya kisah yang terlalu kelam. Sebab ada beberapa cahaya yang tak mampu menerangi hanya karena ia salah tempat untuk menerangi. Ada pula kegelapan yang dibiarkan menggelap tanpa sedikit pun terentuh cahaya. Maka bisa dipastikan keberadaanku tersentuh olehmu. Cahaya kecil itu, secercah harapan menuju pintu keluar, menuju kebebasan berperasaan, menuju sebuah tempat dimana kenyamanan tersimpan aman. Hingga gelap malamku tak terasa begitu kelam dan gulita bukanlah lagi sebuah perkara. Dan indahnya pagi adalah sebuah janji dan secangkir kopi serupa takdirku, yang diseduh langsung oleh tangan mungilmu. Pahit, namun harus tetap kuteguk agar kau tak kecewa. Jadilah kesatuan pagi, siang, sore dan malam yang cemerlang. Seperti alasan untuk terus mengejarmu. Soal keindahan tanpa waktu, pengejaran angan y

Sudut Lain

Aku cinta sekali dengan musik, aku juga menyukai dunia tulis-menulis dan aku bodoh rasanya memanfaatkan hobi-hobiku sedemikian kerennya untuk hal-hal bodoh. Kadang aku ingin membawa seseorang lebih kedalam apa yang ingin aku sampaikan. Syukur-syukur mereka bisa menerimanya. Entah dari sisi kewarasan logika, atau ketidakwarasan hati. Karena kita takkan pernah tahu isi orang lain. Hati dan kepala kita hanya bisa menerka, mengira dan berprasangka. Nah, makanya, jangan dulu menilai benar atau salah sesuatu yang bahkan belum kita tahu secara pasti. Tapi, sepertinya, kita lebih mudah menerima omongan orang daripada karya-karya buatan kecil-kecilan demikian. Kadang kala omongan orang mampu membuat kita berani bertindak ataupun mengambil keputusan. Kadang kala omongan orang mampu membuat kita menjadi orang yang tak pandai syukur, tak menghargai diri sendiri bahwa sebenarnya yang lebih pantas untuk melakukan apapun terhadap diri sendiri bukanlah siapapun, melainkan diri kita sendiri. Kita dibua

Langit Termegahku

Keangkuhanmu begitu manis Berjalan secara perlahan tapi mengiris Tiba-tiba sudah sampai diujung tangis Menyediakan telinga untuk mulut yang tragis   Iya, kau begitu tinggi Sangat tinggi hingga tak tergapai Tak apa, sebab tak ada langit diatas langit bagimu Terkecuali didalam bumi masih ada bumi Akulah bumi terbawah itu Saat aku menganggap bahwa kau adalah langit termegahku

Terima Kasih Telah Datang

Dikaguminya dirimu oleh seisi jiwa yang tak punya rasa malu. Sosok yang biasa-biasa saja ini hanya punya nyali, padahal sudah lelah urusan mencintai. Tatapanku mungkin akan mengganggumu, tapi tatapanmu membutakan seluruh dukaku. Sorot mata yang penuh dengan kedamaian. Ah, siapa yang tidak suka ditatap seperti itu. Siapa yang tidak suka dibawa ke dunia yang bernuansa syahdu. Lantas aku berdoa, yang isinya bukan tentang kita bersamu, akan tetapi tentang kebahagiaanmu. Sebab bahagiamu adalah bahagiaku juga Kasih, kata-kataku terbatas. Tindakanku kurang cerdas. Tapi kata-kataku takkan pernah habis. Ia selalu ada berbentuk doa. Tindakanku juga cukup tegas, mengutamakan apapun itu asal kau bahagia. Tahu tidak? Berjuang sendirian membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata dan tindakan. Kadang tidak ada hal lain yang dibutuhkan dari seseorang yang berjuang sendirian, ketimbang membiarkan waktu untuk bisa menyadarkan. Wajar rasanya jika tak tergapai, wajar jika tak ada yang aku dapatkan selain ak