Pemeran yang Sangat Berperan
Saya masih ingat sekali, bagaimana sulitnya mendapatkanmu kembali. Betapa besarnya tekanan yang saya terima ketika kau mengatakan kau akan berubah namun keadaan tetap tidak bisa kembali. Betapa hati saya kacau menyadari bahwa kau benar-benar pergi. Kau tak bisa lagi saya hampiri, sebab masalah ini telah menyebar keseluruh keluargamu. Sungguh saya tidak tahu malu jika masih menginjakkan kaki dirumahmu.
Telah saya sesali pula apa yang telah saya katakan, yang memang jika dibaca ulang begitu berlebihan. Tapi, sikapmu juga layak dipertimbangan kebenarannya. Apa yang kau pilih juga harus dipikirkan kepantasannya. Setidaknya sedikit saja kau mendengar. Atau, setidaknya jangan kau ucapkan kata-kata kasar. Saya yakin saya akan menerima lingkunganmu, tergantung seberapa baik kau menyampaikannya.
Dan soal kepercayaan saya kepadamu sangatlah tiada ragu. Jika, jika kau dengan suka rela terbuka. Jika kau dengan senantiasa mengatakan kebenaran tanpa memancing-macing keonaran. Jika kau mampu tenang ditengah kobaran emosimu yang selalu terbakar. Ini bukan tentang keraguan saya, tapi bagaimana kau menyikapi saya yang penuh dengan tanya. Pertanyaan bukanlah keraguan, pertanyaan ialah kepastian yang selanjutnya berkembang menjadi percaya. Dan kau sama sekali tidak memahami itu. Emosi adalah jalan termudahmu untuk menghadapi saya yang ingin sesuatu yang pasti.
Sementara keterbukaan yang masih saya lakukan tentulah menenangkanmu. Tiada lah kau meragu. Tiada lah kau berpikir yang tidak-tidak. Saya penuh dengan rasa percaya dalam hatimu. Kau penuh dengan bahagia oleh kepercayaanmu. Tanpa tahu, saya juga ingin perlakuan seperti itu. Selalu mendapatkan jawaban setiap kali muncul tanya dan tak sulit mendapatkan apa yang ingin kau tahu. Maka tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa ini tidak adil.
Ketika tanya menghampiri saya, kau tinggal mempersoalkan keraguan. Namun, ketika tanya menghampirimu, maka jawaban pasti akan selalu kau dapatkan. Keinginanmu adalah keinginanku juga. Sementara keinginan saya hanyalah milik saya. Kisah ini hanya tentangmu, saya bagian menulis mengabulannya saja.
Comments
Post a Comment