Selalu Menyakiti Dirinya Sendiri
Tak ada yang lebih pilu memang, m enyadari bahwa semestanya tak hanya diisi olehku seorang. Diantara banyaknya mereka, hanya aku yang diberikan petunjuk untuk paling tidak segera keluar dari permainan bodohnya. Disaat aku berusaha menjaga, perempuan itu malah sibuk menyusun strategi dibelakangku. Bodohnya, aku percaya-percaya saja bahwa dirinya terlihat benar-benar serius denganku meski tidak ada pembicaraan serius tentang sesuatu yang serius. Menyalahkan diri sendiri tidak merugikan orang lain, kan? Ya, aku, adalah manusia terbodoh yang sering mengabaikan indikasi kebohongan. Aku terlalu terburu-buru percaya saat dirinya menjelaskan sesuatu. Bahkan aku suka bagaimana cara dirinya menghadapiku yang sedang meragu. Sabar, manis dan tampak begitu asli. Lantas aku pun kembali percaya dan pelukan hangat pun tercipta. Semakin hangat hingga begitu erat. Kebohongan pun terlewat begitu saja. Aku terlalu menghargai kebahagiaan yang tengah menyelimuti, ketimbang mempertanyakan keasilanny