Berhenti Menilai

Mungkin aku memang harus berhenti menilai. Karena penilaian kita terhadap orang lain tak berpengaruh apapun pada orang itu sendiri. Justru, kita jadi memberikan sebuah gambaran yang bisa jadi benar dan bisa jadi salah kepada orang lain. Sementara, benar dan salah adalah multitafsir, dimana pandangan kita terhadap benar dan salah berbeda-beda. Kita hanya perlu memperbanyak sabar agar dapat senantiasa menerima mereka yang kurang enak dihati. Dan berhentilah bertingkah seolah kita hakim.

Tapi, aku sangat sungguh keliru kali ini. Kekeliruan yang paling buruk sepanjang hidupku. Kekeliruan oleh karena salah penilaian, atau karena jauh berbeda dari ekspektasiku sehingga terlihat salah. Lepas dari kerumitan itu semua, aku kecewa.

Dibawah gempuran kecewa yang teramat mendalam, aku harus beryukur karena dihadapkan kenyataan yang benar-benar nyata. Setelah aku menjalani kenyataan yang palsu selama satu bulan, kini akhirnya aku diberikan kenyataan yang aslinya, meski rada sulit untuk diterima. Jujur saja, kebodohan ini terjadi karena penilaian baikku yang ternyata salah saja. Selebihnya adalah hal-hal tolol, brengsek dan lain sebagainya yang tak pernah kusangka itu terjadi padanya.

Kuakui saja, terutama untuk diriku sendiri. Bahwa diam-diam secercah harap sudah tumbuh mengakar. Karena sudah sampai seluka ini, sedewasa ini.

Comments

Popular posts from this blog

Hujan Paling Lama di Dunia

Mengenal Diri Sendiri

Maaf