Nihil
Kamu adalah sosok yang membuatku serba salah. Sementara aku adalah sosok yang selalu membuatmu marah. Kita, memang pada dasarnya sudah tidak bisa dibiarkan terus bersama oleh semesta. Lebih baik kita belajar menerima bahwa kisah kita dan segala kasih sayangnya sudah tiada. Aku sempat menanti perubahanmu yang katanya ingin memperbaiki, nyatanya aku malah seperti menanti hal yang tak pasti. Nihil, tiada berguna. Aku berbicara bukan untuk merangkai alasan. Aku berbicara untuk memancingmu bicara. Bagaimana aku bisa mendapatkan penjelasan jika kamu saja bisanya diam? Tidak rugi mengutarakan sesuatu yang berasal dari isi kepala dan hatimu, meski urusannya gengsi. Itu akan membuatmu tenang, luapkan segalanya apa-apa saja yang ada didalam kepalamu itu. Ayolah, aku memilih untuk memutuskan pergi juga tidaklah mudah. Aku tidak paham, harapan apa yang bisa terwujud tanpa adanya ketulusan dalam menjalankannya? Ya, setiap orang punya pilihan, tapi pilihanmu tak jauh dari sekadar kepasrahan.