Masih Tentangmu (Part II)
Pada waktu yang telah jauh berlalu,
aku lupa akan keinginanku untuk melupakanmu
Kamu seperti pengisi detak jantungku
yang masih berdegup kencang,
memompa segenap cinta yang
mengalir utuh keseluruh jiwa dan raga
Detik dalam sukmaku seakan berhenti
kala ingatan tentangmu kembali
Lantas, bagaimana aku bersungguh-sungguh melupakanmu?
Kalau kamu saja sesedarhana itu mengisi detak jantungku?
Kekasihku dulu,
aku tidak punya cukup kekuatan
tuk sekadar melenyapkan puing-puing kenangan
yang masih berserakan dalam ingatan
Masihkah ada disana,
sebentuk hati yang pernah kucinta?
Jangan kemana-mana,
tunggu aku menyembuhkan diri
sampai dikatakan pantas untuk kembali
Lalu, kita lanjutkan proses kehidupan kita
seraya memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang pernah terselubung dalam keegoisan
Pahamilah, sejumlah luka yang kita rasa
membuat kita kian dewasa
aku lupa akan keinginanku untuk melupakanmu
Kamu seperti pengisi detak jantungku
yang masih berdegup kencang,
memompa segenap cinta yang
mengalir utuh keseluruh jiwa dan raga
Detik dalam sukmaku seakan berhenti
kala ingatan tentangmu kembali
Lantas, bagaimana aku bersungguh-sungguh melupakanmu?
Kalau kamu saja sesedarhana itu mengisi detak jantungku?
Kekasihku dulu,
aku tidak punya cukup kekuatan
tuk sekadar melenyapkan puing-puing kenangan
yang masih berserakan dalam ingatan
Masihkah ada disana,
sebentuk hati yang pernah kucinta?
Jangan kemana-mana,
tunggu aku menyembuhkan diri
sampai dikatakan pantas untuk kembali
Lalu, kita lanjutkan proses kehidupan kita
seraya memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang pernah terselubung dalam keegoisan
Pahamilah, sejumlah luka yang kita rasa
membuat kita kian dewasa
Kekasihku dulu, percayalah bahwa
segala tentangmu masih berbekas
tak ingin ditinggal bebas
Segala tentangmu selama-lamanya utuh
dalam sudut memori tak kenal rapuh
Aku masih tenang disini,
menemani semua kenangan tentang kita,
merawatnya dengan penuh kasih
berbalut keikhlasan dan penerimaan