Dialog Malam

 

"Aku laper. Bingung mau makan apa."
"Aku mau makan makanan yang nggak pernah aku makan,"
"Aku lagi melankolis banget."

Belakangan ini kamu jadi aneh. Kamu kehilangan semangat untuk melakukan apapun. Kamu sering menangis dimalam hari dan tidak bisa tidur. Mengeluh sering merasa hampa. Dan katamu, langkahmu sedang tersesat. Lantas langkah apa yang kamu maksud? Lagian, bukankah selama ini kamu sedang bahagia bersamanya? Lalu, langkah apa yang sedang kamu jalani? Apa sih yang sebenarnya kamu pikirkan? Aku tahu, memang itu yang kamu katakan, akan tetapi bukan itulah yang sedang kamu pikirkan. Kamu telah menyapaikan sesuatu yang bukan sedang kamu pikirkan. Rumit. Sangat Rumit. Untung wajahmu lucu.  

"Kata-katamu sangat membuat saya berpikir, mungkin Tuhan menunjukmu sebagai peta dalam langkahku yang sedang tersesat ini. Jujur, sudah banyak sekali lelaki yang bertingkah seolah menunjukkan arah, padahal dia membawaku kearah yang salah." 

Oke, aku merasa terhormat atas kalimatmu. Boleh jadi aku memang peta dalam langkahmu. Akan tetapi, aku bukanlah tujuanmu. Tujuanmu adalah apa yang sedang kamu jalani saat ini. Maka tetaplah kamu jalani itu. Karena aku hanyalah sosok yang baru. 

"Aku butuh sosok yang baru yang memberikanku pengalaman baru. Aku tak mengerti siapa tujuanku yang kamu maksud. Aku hanya ingin masalah ini berakhir."  

Sebenarnya tak usah banyak-banyak berkata. Sekali kamu tersenyum saja, aku sudah tak berdaya. Tunggu, masalah apa yang kamu maksud?

Popular posts from this blog

Hujan Paling Lama di Dunia

Mengenal Diri Sendiri

Maaf