Perihal Mengikhilaskan

Kamu merupakan orang yang kesekian kalinya yang dapat kutemukan ditengah kemuraman, dibalik sebuah tingkah laku manusia yang paling tersembunyi. Entah dengan senyuman atau pun semangatmu yang masing-masing terlihat dipaksakan, dari sana kudapati sesuatu yang menggajal. Kamu pikir aku tidak memerhatikanmu meski kubatasi diriku supaya tidak terlalu jauh menelisik jiwamu? Apa lah upaya yang dapat kulakukan selain mengingatkanmu akan kehidupan yang terlalu singkat untuk merenungi kesedihan, menyesali masa lalu dan tidak menerima adanya perubahan.

Aku hanya ingin berperan sampai titik ini, aku tak ingin sampai dituduh terlalu memanfaatkan situasi. Membiarkanmu berkutat dalam perkelahian antara nalar dan nurani. Diwaktu yang sama, aku mencoba menarikmu keluar dari belenggu. Selemah apapun tarikanku, setidaknya aku punya keinginan untuk mencoba dan mengerti apa yang sedang terjadi. Bagaimana pun aku pernah jatuh pada keadaan yang sama, keadaanmu saat ini. Manusia memang sumber polemik, ia memiliki nalar dalam kepalanya, tapi ia juga memiliki nurani yang selalu melawan dan menentang. Dan satu-satunya jalan keluar yang paling magis hanyalah keikhlasan. Entah darimana datangnya, mungkin hanya keinginan terbesar dari hati yang kuat yang mampu mendatangkannya.

Sebetulnya tak perlu kau hilangkan semua. Masa lalumu cukup berperan dalam menjadikanmu di masa sekarang ini. Sebab kamu yang sekarang ini adalah hasil dari perbentukan jati diri di masa lalu. Perihal melupakan sosok yang sekarang jauh dari pandangan dan genggaman, bukan sepenuhnya salahmu. Kamu hanya kurang menerima apa yang sekarang terjadi pada dirimu. Pasrah dan relakan itu semua, biarkan lepas sebagaimana inginnya. Karena sebenarnya kamu diam-diam masih menyimpan harap, dengan terus menyalahkan dirimu sendiri. Bukan begitu? Andai harapanmu segera turun membumi. Mungkin kamu akan lebih tenang menikmati realita. Kamu akan menghargai apa yang sekarang kamu punya. Selama keikhlasan sudah menguasai jiwa, tak sulit rasanya untuk mengundang bahagia.

Popular posts from this blog

Hujan Paling Lama di Dunia

Mengenal Diri Sendiri

Maaf