Datang dan Pergi

Aku tidak pandai mencermati gerakan hati, tidak pula bodoh menyikapi sebuah rasa. Diantara banyaknya skenario datang dan pergi, aku tetap tidak bisa mahir membaca perasaan dan pemikiran manusia. Selain sikapnya yang berbeda-beda, manusia juga memiliki nurani yang sering naik-turun suasananya. Sementara itu, kamu seperti menjelma menjadi sebuah tanya, apakah pandangan kita mengarah pada suatu rasa yang sama? Dan jika sebenarnya perasamaan rasa itu memang benar adanya, aku sama sekali tidak keberatan untuk menyambutnya.
 
Berbicara tentangmu, jiwa ragaku telah banyak memperoleh kesyahduan dan kenyamanan saat tidak ada sedikit pun jarak diantara kita, saat ruang semakin menghangat dan waktu semakin melambat. Aku seperti berhutang banyak padamu, dan hanya mampu kubayar dengan bait-bait yang kehausan makna ini. Ingatkan aku jika terlalu apa adanya, aku hanya takut menjadi sosok yang bersikap seenaknya. Dan menurutku, sebenarnya yang menyebabkan manusia menjadi lebih berani mematahkan hati adalah seringnya dilakukan pembiaran terkait sikap saling menghargai.
 
Sejujurnya tidak ada satu pun manusia yang ingin dipatahkan atau pun mematahkan hati. Penafsirannya adalah apa yang ada dalam pikiran dan segenap nuraninya. Disaat yang sama, ada ketetapan takdir yang jauh lebih mengerti lagi apa yang seharusnya terjadi. Dari pengulangan patah hati yang menimpa kita, akan tersusun membentuk sesosok kita yang kian dewasa dan mengerti bagaimana memperlakukan cinta dan manusia. Tentu, agar lebih bisa menghargai kedatangan anugerah terbesar yang diberikan hati, menganggapnya ada dan terus menjaganya; tanpa ada niatan untuk mematahkan.
 
Kiranya kita hanya tidak perlu menuntut apa-apa. Biarkan keadaan berjalan patuh pada waktu sesuai peredarannya. Biarkan takdir menentukan jadwalnya, kapan kita bisa benar-benar bersama. Seiring dengan pertemuan kita, semoga kita saling menemukan cinta yang kita inginkan, yang saling menguatkan dan bukan mematahkan, yang benar-benar cinta tanpa ada kehadiran luka, pun ada luka jutru mampu membuat kita dewasa. Mudah-mudahan selama cinta mengambil seluruh tempat didalam jiwa, kita mampu saling memudahkan satu sama lain, saling menuntut diri sendiri untuk lebih bijak dalam mempergunakan hati.

Comments

Popular posts from this blog

Hujan Paling Lama di Dunia

Mengenal Diri Sendiri

Maaf