Membicarakanmu

 

Membicarakanmu. Selain tentang kenangan-kenangan yang telah berlalu, kamu juga musibah kehilangan terbesar dalam hidupku. Seperti rampaian daun-daun yang kekeringan, kamu bagai air yang sangat kubutuhkan untuk memberikan kehidupan dan tumbuh. Semoga kamu berada pada ruang dan waktu yang penuh dengan renjana. 

Aneh melihat keanehan ini. Sudah lama sekali sejak kamu pergi. Seperti baru kemarin saja terjadi. Apalagi ketika malam telah datang menghampiri. Bayanganmu seolah menumpuk dalam nurani tak mau pergi. Mengajakku untuk terbang tinggi melewati gugusan awan yang kesepian. Melihat segenap kenangan yang masih utuh tersimpan. Tak kusangka sedang kukunjungi senarai masa yang telah terlewati. Berjalan melangkah diatas lembaran usang yang lapuk. Perlahan-lahan jalan yang kulalui runtuh. Menarikku jatuh untuk kembali ke bumi dan kembali merasakan sepi. Diam-diam kucuri benih-benih pelangi. Agar kelak setelah hujan, akan kutunjukkan betapa besarnya keinginanku untuk kembali.

Tuntun aku supaya tetap sadar pada realita. Ajari bagaimana caranya menerima. Sepertimu yang tidak punya sedikit pun kesulitan perihal melupakan.

Popular posts from this blog

Hujan Paling Lama di Dunia

Mengenal Diri Sendiri

Maaf