Sampai Bertemu Kembali
Sering bertemu dan beradu pandang namun tak pernah saling tahu siapa diriku dan siapa dirimu? Bukan langsung bertanya, mataku jahil kemana-mana. Bukan kearah yang negatif, melainkan diam-diam kulihat nametag-mu. Terlihat jelas siapa namamu. Mudah diingat dan indah dikenang. Kenapa tidak kau tulis nama panjangmu saja di nametag-mu? Agar tidak menyulitkanku dalam mencarimu didunia maya.
Saling membalas sapa dan senyuman namun tak pernah ada tanya persoalan mengenai dimana kau menaruh hati dan dimana ku menaruh hati? Apa kau sudah memilihnya atau sedang berusaha mencarinya? Aku belum memilihnya karena sedang berusaha mencarinya. Kenapa kau tidak sekalian berhenti saja sebentar ketika kuajak bicara? Agar aku dapat leluasa memberikan beberapa pertanyaan yang haus akan jawaban. Seperti contoh; sudah punya pacar? Cobalah untuk berhenti dari aktifitas jalan cepatmu meski langkahmu sempat memelan. Tak bisa kubayangkan jika suatu saat aku jalan berdua denganmu. Kamu selalu duluan, aku belakangan, sehingga tidak ada istilah gandengan. Mana enak? Asal saling sayang, ya?
Haruskah kita saling mencari ketika tidak ada kemungkinan untuk bertemu lagi? Karena kukira, dibalik sebuah kejadian pasti ada alasannya tersendiri. Jika bisa kutangkap pandangan seperti yang kukira barusan, bisa jadi kita sengaja dipertemukan untuk beberapa adegan lanjutan. Pertemuan sepasang manusia diantara miliaran manusia yang ada. Namun, jika melalui pandangan sebaliknya, mungkin kedatanganmu hanya angin lalu yang tak lebih dari sementara dan kebetulan itu memang benar adanya.