Maaf
Sudah kubayangkan baik-baik senyummu. Ingatanku punya kemampuan unik yang bisa merekam jelas seperti apa persisnya ketika kau tersenyum. Seperti ada pertemuan dialam imajinasi. Dengan sangat jelas, kau ada disana. Tersenyum, lalu tertawa. Memanggilku, lalu kuhampiri. Ketika aku sudah hampir berada dihadapanmu, kau menghilang. Pertanda ada yang menggangguku dialam realita. Sehebat-hebatnya ingatan, ia hanya mampu bermain-main dialam imajinasi. Takkan pernah bisa menahan tajamnya rindu. Ketika rindu itu semakin tajam, tamengku secara spontan mengalami keruntuhan, hancur berkeping-keping tak tertahan , meleburkan nuraniku yang terurai menjadi sel atom yang mengandung ketulusan setiap unsurnya. Maaf, aku pergi tanpa pamit sebagaimana datang tanpa permisi. Aku tidak kemana-mana, bukan juga ke lain hati. Aku hanya ingin kembali ke tempat sedia kala. Katakanlah ruang hampa tanpa suka ataupun duka (ini yang terpenting). Hanya ruang yang dapat aku manipulasi. Soal waktu,